Sabtu, 08 Oktober 2016

TEKNOLOGI AUTENTIKASI MENGGUNAKAN IRIS MATA

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI

aaaaaaa

PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
TEKNOLOGI AUTENTIKASI MENGGUNAKAN IRIS MATA

Kelompok 1
Ahmad Ghaelan Al Dimasqi (10114557)
Alvyn Laversha Indriadi (10114911)
Arizal Priambudi (11114656)
Asih Imaniar (11114740)
Azka Ali Hasan (11114935)
Bagus Yogatama (12114013)
Bardan Santani (12114032)
Budy Hantoyo (12114242)
Chaysar Juniardi Dewantara (12114339)
Dany Mochtar (12114537)


ABSTRAK
Pemindaian iris adalah metode otentikasi berbasis biometrik yang menggunakan teknik autentikasi berdasarkan resolusi tinggi dari iris mata manusia. Biometrik adalah teknologi yang menggunakan data biologis dari manusia yang unik sebagai pembeda antar manusia. Metode autentikasi iris telah berkembang sebagai salah satu metode autentikasi yang paling akurat dan terpercaya saat ini. Tingkat kesalahan yang dihasilkan telah terbukti paling rendah dibanding teknologi autentikasi kuno seperti kartu, pin maupun password. Faktor kemudahan user juga menjadi keunggulan tersendiri bagi teknologi autentikasi ini dikarenakan user dapat melakukan transaksi elektronik dan akses ke tempat-tempat tertentu serta dapat mengakses informasi dengan mudah dan aman tentunya.

PENDAHULUAN
Dalam era teknologi informasi sekarang ini bukanlah hal yang sulit untuk mengumpulkan data tentang individu dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan kontrol terhadap hal tersebut. Mereka umumnya tidak ingin orang lain dapat mengakses informasi pribadi tentang mereka kecuali mereka memberikan hak akses terhadapnya. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, sangatlah sulit untuk menjaga privasi dan informasi yang telah terekam di masa lalu. Dalam konteks ini, keamanan data telah menjadi fokus terpenting. Identifikasi konvensional seperti kepemilikan identitas seperti KTP atau paspor atau kepemilikan surat-surat identitas lain seperti nomor jaminan sosial atau password tidak dapat dipercaya 100 persen. Surat-surat identitas tersebut bisa hilang, dipalsukan atau kedaluarsa serta id atau password dapat terlupa. Sehingga orang yang tidak berkepentingan mungkin dapat masuk ke akun tersebut dengan cara meretas dan data rahasia tersebut dapat diakses oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Teknologi biometrik kini telah menjadi alternatif untuk sistem identifikasi konvensional karena akurasi dan kecepatan yang luar biasa. Sistem biometrik otomatis memverifikasi atau mengenali identitas manusia berdasarkan karakteristik fisiologis. Karena individu yang besrangkutan harus hadir secara fisik pada tempat identifikasi, teknik biometrik memberikan keamanan tinggi untuk informasi sensitif yang tersimpan, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan nomor identitas dan password. Makalah ini akan mengeksplorasi metode autentikasi iris yang merupakan salah satu teknik biometrik yang paling populer saat ini.
1


PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN BIOMETRIK
Biometrik telah lama berkembang sejak jaman Mesir Kuno, pada awalnya bertujuan untuk memberikan jejak dan dokumentasi kepada generasi selanjutnya. Semakin berkembangnya zaman membuat teknologi biometrik kini bertujuan untuk mengidentivikasi data biologis manusia. Perangkat biometrik memiliki tiga komponen utama yaitu:
  1. Mekanisme otomatisasi yang memindai dan menangkap gambar digital atau analog dari karakteristik biologis manusia.
  2. Kompresi, pengolahan, penyimpanan dan perbandingan dari gambar dengan data yang tersimpan.
  3. Antarmuka dengan sistem aplikasi.
Sebuah sistem biometrik dibagi menjadi dua tahap: yang pertama yaitu modul enrollment dan modul identifikasi. Modul enrollment bertanggung jawab menginisiasi sistem agar dapat mengidentifikasi karakter biologis manusia. Selama tahap enrollment, sensor biometric akan memindai data biologis individu untuk membuat representasi digital. Lalu ekstraktor akan memproses representasi tersebut untuk menghasilkan hasil yang lebih utuh dan ekspresif yang dapat disebut template. Pencitraan digital iris ini mencakup berbagai karakteristik terlihat dari iris seperti kontraksi, alur, lubang, cincin dll. Template untuk setiap individu disimpan dalam database sistem biometrik. Modul Identifikasi bertanggung jawab untuk mengenali data individu tersebut. Selama tahap identifikasi, sensor biometrik menangkap karakteristik orang yang akan diidentifikasi dan mengubahnya menjadi format digital sama seperti template. Template yang dihasilkan akan diumpankan ke fitur penyama, yang membandingkannya terhadap template yang disimpan untuk menentukan apakah dua template tersebut cocok.
Identifikasi dapat berupa verifikasi, autentikasi identitas atau pengakuan kebenaran dalam menentukan identitas seseorang dari database individu yang ada. Dalam sistem verifikasi, ketika karakteristik tersebut ditangkap otomatis template akan disimpan dan dicocokkan, lalu akan diputuskan bahwa identitas dapat diklaim, sistem menyimpulkan bahwa identitas adalah benar. Dalam sistem pengenalan, ketika karakteristik ditangkap dan salah satu template yang disimpan adalah sama, sistem mengidentifikasi individu tersebut dengan pencocokan template dalam sistem.

2


Biometrik meliputi karakteristik fisiologis dan perilaku manusia. Karakteristik fisiologis adalah fitur fisik yang relatif stabil pada manusia seperti sidik jari, pola iris, pola retina atau fitur wajah. Sedangkan perilaku individu dapat diidentifikasi pada pola tanda tangan, cara mengetik pada keyboard atau cara seseorang bicara. Tingkat variasi pada karakteristik fisiologis sangatlah rendah dibanding karakteristik perilaku. Misalnya, pola iris manusia akan selalu sama tetapi pola tanda tangan dapat berubah-ubah.
Kekurangan
Meskipun metode identifikasi konvensional tidak lagi akurat, teknologi biometrik ini belum banyak dipakai dan tersebar luas di khalayak umum disebabkan oleh berbagai hal yang mungkin masih diperhitungkan oleh para pengembang dan perusahaan yaitu akurasi, biaya, integritas, dll.
Akurasi
Bahkan jika karakteristik biometrik yang sah dapat disajikan dengan sistem biometrik, tingkat kebenarannya masih belum dapat terjamin. Ini bisa jadi karena sensor suara, keterbatasan metode pengolahan, dan variabilitas dalam kedua karakteristik biometrik.
Biaya
Biaya dalam hal ini terkait dengan akurasi; banyak aplikasi seperti log on ke pc sangat sensitif terhadap penambahan biaya yang dibutuhkan untuk mengusung teknologi biometrik.
3


TEKNOLOGI IDENTIFIKASI IRIS
Teknologi identifikasi iris adalah biometrik yang sangat akurat. identifikasi Iris memanfaatkan fitur unik dari iris manusia untuk memberikan teknologi identifikasi yang tak tertandingi. Keakurasian dalam hal ini adalah algoritma yang digunakan dalam pengenalan iris bahwa seluruh dunia bisa terdaftar di database iris dengan tingkat penerimaan yang tinggi. Hanya saja teknologi pengenalan iris ini dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam implementasi identifikasi skala besar. Akurasi yang luar biasa dari pengenalan iris memungkinkan bahwa teknologi ini dapat dipakai di sebagai standar autentikasi masa depan.
Iris Sebagai Identifier Handal
Iris adalah fokus dari sarana yang baru dalam identifikasi biometrik. iris disebut password hidup karena unik. Hal itu adalah salah satu data biologis individu yang tidak dapat dicuri atau dipalsukan karena Iris setiap mata benar-benar unik. Probabilitas bahwa iris pada dua invividu bisa sama-sama adalah satu dari 10 pangkat 78 dari seluruh populasi manusia bumi yang kira-kira 5,8 miliar. Jadi faktanya tidak ada dua individu yang mempunyai iris yang sama, bahkan kembar identic sekalipun. Bahkan iris kiri dan kanan tiap individu juga sangat berbeda. Setiap iris memiliki tekstur yang sangat rinci dan unik yang tetap stabil seumur hidup. Karena tekstur dan sifat fisiologis dari iris hampir dipastikan bahwa penduplikasian iris tidaklah mungkin terjadi.
APLIKASI
Identifikasi berbasis iris dan teknologi verifikasinya telah memperoleh pengakuan dimana-mana. Penerapan teknologi pengenalan iris mulai dikembangkan di berbagai sector yang menerapkan standar kemanan tinggi. Contoh pengaplikasian teknologi pengenalan iris antara lain :
  • Integerasi biometrik iris dengan ATM: di negara amerika serikat banyak bank yang menerapkan teknologi pengenalan iris sebagai autentikasi keamanan pada ATM yang bertujuan mengendalikan akses ke rekening bank tersebut. Setelah melakukan inisiasi terlebih dahulu, user hanya perlu mendekati mesin ATM, lalu mengikuti instruksi untuk melihat kamera pemindai, dan dipindai dalam waktu 2-4 detik. Manfaat dari sistem tersebut adalah user masuk ke rekening dalam waktu yang cepat dan dapat bertransaksi lebih aman.
  • Pelacak gerak-gerik tahanan: tingkat akurasi yang tinggi dalam teknologi autentikasi iris dapat diterapkan sebagai standar kemanan di tempat-tempat berisiko tinggi yang membutuhkan pengawasan lebih dan keamanan tinggi. Pemindai iris telah menerapkan perangkat mereka dengan sukses besar sebagai standar keamanan untuk melacak gerak-gerik tahanan di seluruh penjara di daerah Pennsylvania dan Florida. Dengan ini transfer tahanan dapat melalui identifikasi biometrik dan perangkat tersebut sangat meringankan masalah logistik dan staf.
4

Aplikasi jenis ini sangat cocok digunakan dengan teknologi pengenalan iris. pengenalan iris pada perangkat keamanan fisik mudah diintegrasikan secara mountable, selain itu juga memerlukan standar keamanan serta kontrol akses yang kokoh. Teknologi ini dapat diandalkan untuk mencegah tahanan melarikan diri dan gerak-gerik yang mencurigakan yang dapat langsung terdeteksi dan diproses, tentunya keamanan penjara akan lebih stabil dan terkendali.
    Aplikasi lain yang dapat memanfaatkan teknologi autentikasi iris antara lain :
  • Login Komputer: yaitu iris sebagai password.
  • Kontrol Perbatasan nasional: iris sebagai tanda pengenal.
  • Panggilan telepon, kartu seluler atau nomor PIN.
  • Autentikasi boarding pass pada tiket perjalanan pesawat.
  • Kontrol akses pada tempat-tempat tertentu (rumah, kantor, laboratorium dll).
  • Surat izin Mengemudi dan sertifikat pribadi lainnya.
  • Hak-hak dan autentikasi data rahasia.
  • Surat tanda kelahiran, kartu tanda penduduk dan data pencarian orang/ buron.
  • Pengamanan kendaraan pribadi; perangkat anti-pencurian.
  • Autentikasi boarding pass pada tiket perjalanan pesawat.
  • Anti-terorisme (contoh :pemindaian yang dilakukan di bandara).
  • Transaksi keuangan (e-commerce, perbankan).
  • Keamanan internet, kontrol akses ke informasi istimewa.
  • “Biometric-key Cryptography” untuk mengenkripsi / mendekripsi pesan.
5


KESIMPULAN
Kemampuan kinerja teknis dari proses pengenalan iris jauh melampaui dari teknologi biometrik yang tersedia sekarang. Proses iridian didefinisikan untuk pencarian secara lengkap dan cepat untuk database yang sangat besar: kemampuan tersebut diperlukan untuk metode autentikasi yang dibutuhkan di era digital saat ini. Probabilitas kesalahan yang sangat rendah dalam pengenalan dan identifikasi akses adalah salah satu keunggulan dari algoritma pengenalan iris untuk autentikasi dalam database yang sangat besar, bahkan skala nasional atau dunia. Karena mungkin kedepannya teknologi iris tumbuh dengan biaya yang lebih terjangkau, mungkin dapat dengan mudah menggeser sebagian besar industri biometric dewasa ini, dikarenakan keunggulan teknologi ini telah memungkinkan untuk membuat terobosan signifikan dalam identifikasi dan keamanan. teknologi biometrik berbasis iris menjadi salah satu teknologi biometrik yang sangat akurat, dan mungkin akan menjadi standar teknologi kemanan pada masa depan.

SUMBER
  1. Daugman J (1999) “Wavelet demodulation codes, statistical independence, and pattern recognition.” Institute of Mathematics and its Applications, Proc.2nd IMA-IP. London: Albion, pp 244 – 260.
  2. Daugman J (1999) “Biometric decision landscapes.” Technical Report No TR482, University of Cambridge Computer Laboratory.
  3. Daugman J and Downing C J (1995) “Demodulation, predictive coding, and spatial vision.” Journal of the Optical Society of America A, vol. 12, no. 4, pp 641 – 660.
  4. Daugman J (1993) “High confidence visual recognition of persons by a test of statistical independence.” IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 15, no. 11, pp 1148 – 1160.
  5. Daugman J (1985) “Uncertainty relation for resolution in space, spatial frequency, and orientation optimized by two-dimensional visual cortical filters.” Journal of the Optical Society of America A, vol. 2, no. 7, pp 1160 – 1169.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar